PERTOLONGAN PERTAMA
Fisioterapi olahraga berperan pada saat
atlit mengalami cidera di lapangan. Fisioterapi olahraga harus siap dgn
alat & bahan yg digunakan yaitu coolant spray (chlorethyl), cold
towel dlm freezer, elastis/adhesive bandage, cloth tape, betadine,
alkohol, kapas, spon/busa, dll. Jika terjadi sprain/strain,
memar/contusio maka pertolongan pertama adalah pemberian coolant spray à
coolant spray memiliki efek analgetik.
Jika terjadi luka terbuka, berikan
pertolongan pertama pada luka terbuka. Penggunaan coolant spray harus
dipertahankan dgn jarak 20 – 40 cm dari kulit & disemprot selama 3
detik à mencegah iritasi pd kulit & cold burn. Coolant spray jangan
diberikan pada luka terbuka & area muka. Pemberian taping bandage
dapat berperan sebagai proteksi atau stabilisasi.
Taping bandage biasa dikenal dengan
strapping, yaitu penggunaan gabungan antara taping dan bandaging.
Strapping selalu menggunakan bahan pita rekat atau bandage yang memiliki
perekat & elastis bandage. Strapping dapat diaplikasikan pada saat
bertan-ding maupun pada kasus2 cidera olahraga. Strapping (taping
bandage) sangat bermanfaat bagi atlit, baik untuk pencegahan,
terapeutik, maupun rehabilitatif.
Manfaat untuk pencegahan
Setiap cabang olahraga memiliki resiko
terjadi-nya cidera baik akibat trauma langsung maupun adanya stress yg
berlebihan. Taping bandage dapat berfungsi sebagai proteksi à sebagai
contoh penggunaan taping pada daerah ankle bagi atlit lompat
jauh/tinggi, bola basket, penggunaan taping pada knee bagi atlit volley
ball, basket, sepakbola & badminton. Tujuan pemasangan taping
bandage adalah untuk pencegahan cidera, meminimalkan gerakan sendi yg
berlebihan & menambah percaya diri.
Pemasangan taping pada saat bertanding
harus menggunakan taping dengan pita rekat yang le-bih kuat &
biasanya hanya sekali pakai karena banyak mengeluarkan keringat &
banyak mela-kuan gerakan.
Manfaat untuk terapeutik
Cidera olahraga dalam keadaan oedema
(perada-ngan), sebaiknya tidak diberikan taping tetapi diberikan
pembalutan dgn elastis bandage. Selama masa terapi (setelah oedema
sedikit menurun) maka dapat diberikan taping bandage untuk
menstabilisasi area yang cidera sehingga dapat meminimalkan gerakan yang
berlebihan & atlit dapat bergerak dgn aman. Pada cidera kronis,
dapat diberikan taping bandage untuk meminimalkan gerakan yg berle-bihan
& sebagai proteksi bagi atlit agar atlit tetap dapat berlatih.
Manfaat untuk Rehabilitatif
Pada fase pemulihan, atlit yg cidera
dapat mela-kukan latihan ringan atau menjalani program re-habilitasi
training. Agar atlit merasa aman dalam program rehabili-tasi training
maka dapat diaplikasikan pengguna-an taping bandage sehingga bisa
mencegah terja-dinya re-injury.
Penggunaan taping bandage membutuhkan
bahan seperti adhesive bandage, cloth tape, elastis bandage, spon/karet
busa jika diperlukan.
Langkah-langkah penggunaan taping adalah :
– Cukur bulu kulit sampai bersih
– Gunakan cloth tape/adhesive bandage pada bagian proksimal & distal dari area yang cidera, sbg jangkar.
– Gunakan adhesive bandage dgn jalur yg membuat area cidera tdk mengalami stretch (terproteksi).
– Gunakan kembali adhesive bandage untuk mengunci ikatan tersebut.
– Biasanya digunakan elastis bandage untuk membungkus ikatan tersebut.
Contoh pada sprain ankle, dimana
seringkali nyeri hebat pd gerakan supinasi à kaki diimmobilisasi dgn
taping bandage dlm posisi pronasi untuk meminimalkan & membatasi
gerakan.
Fisioterapi Di Klinik Olahraga
Jika cideranya berat atau masih merasakan keluhan maka terapi dilanjutkan pada klinik kesehatan olahraga.
Pada hari I – II, tetap dilakukan RICE.
Pada hari II, dapat diberikan exercise dgn hati-hati seperti statik kontraksi, oscillasi, aktif exercise + elevasi.
Pada hari III keatas lakukan prinsip terapi pada kasus muskuloskeletal
Setelah keluhan/gejala sembuh, maka atlit yang menjalani terapi
selama 3 mg keatas harus diberikan program rehabilitasi training.
Program rehabilitas training bertujuan untuk mengembalikan atlit ke
level performanya, men-cegah re-injury, mempersiapkan atlit menghadapi
kompetisi. Program rehabilitasi training terdiri atas program aerobik
training dan anaerobik training.
Program rehabilitasi training diberikan
sesuai dengan aktivitas spesifik olahraga atlit. Agar atlit dianggap
siap & aman untuk kembali bertanding (kompetisi), sebaiknya lakukan
tes kemampuan fisik (physical fitness).
Sumber: https://artikelfisioterapi.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar