Kamis, 28 April 2016

Kapan sebaiknya Anda Menemui Ahli Fisioterapi?


Terdapat banyak contoh dalam kehidupan pasien dimana mereka memerlukan seorang ahli fisioterapi. Cedera maupun sakit apapun dan perkembangan kondisi kesehatan seperti penyakit jantung atau penyakit gangguan paru berkepanjangan/kronis merupakan beberapa contoh situasi dimana pertolongan ahli fisioterapi dibutuhkan. Ahli fisioterapi mengobati pasien pada semua golongan usia, dari anak-anak hingga lansia.
Fisioterapi mengatasi berbagai gangguan kesehatan yang mempengaruhi sistem tertentu pada tubuh. Sistem-sistem ini diantaranya meliputi saraf, otot-rangka, pernapasan dan jantung. Fisioterapi saraf mengatasi pasien dengan kondisi kesehatan misalnya penyakit Parkinson, multiple skclerosis, dan penyakit mengenai pembuluh darah otak atau stroke. Di sisi yang lain, fisioterapi otot-rangka melakukan penanganan pada penyakit radang sendi, nyeri punggung kronis, cedera terkait olahraga, dan luka. Fisioterapi pernapasan fokus pada sistem pernapasan dan membantu mengatasi penyakit seperti asma dan cystic fibrosis. Fisioterapi jantung (kardiovaskular) membantu pasien untuk pemulihan dari serangan jantung atau bedah jantung-terbuka.
Disamping itu, ahli fisioterapi juga dilatih pada sejumlah pusat-pusat rehabilitasi. Terdiri dari kesehatan mental, perawatan intensif, perawatan setelah pembedahan dan bahkan kesehatan di tempat kerja. Beberapa ahli fisioterapi juga terlibat dalam aspek non klinik, misalnya penelitian, pendidikan dan pelayanan.
Ahli fisioterapi menggunakan berbagai pendekatan dan teknik untuk membantu Anda pulih dari penyakit. Teknik yang paling sering dipakai adalah dengan latihan fisik. Jenis latihan fisik yang berbeda diresepkan pada masing-masing pasien, tergantung dari kebutuhan pasien yang khusus. Latihan fisik ini memperkuat bagian tubuh yang terkena dan mendorong pasien untuk bergerak. Anda juga dapat menerima saran untuk ikut serta pada kegiatan ringan misalnya berjalan untuk jauh lebih baik memperbaiki gerakan Anda, terutama jika Anda baru saja pemulihan dari cedera. Anda juga dapat diajarkan latihan bernapas dan teknik membersihkan jalan napas, untuk memperkuat otot-otot pernapasan. Latihan fisik secara teratur akan diulang untuk beberapa periode waktu tertentu untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Disamping latihan fisik, ahli fisioterapi juga menggunakan teknik manual. Pada teknik ini, peregangan sendi dan peningkatan gerakan dan mobilitas pada bagian tubuh tertentu dilakukan dengan tangan. Hal ini juga dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan peredaran darah ke berbagai tempat di tubuh. Bentuk terapi manual yang berbeda-beda telah terbukti mendatangkan manfaat bagi pasien dengan gangguan otot-rangka tertentu, kelainan yang bersifat menetap, misalnya nyeri punggung bawah berkepanjangan/kronis.
Ahli fisioterapi juga dapat menggunakan berbagai metode pengobatan yang lain. Hal ini meliputi:
  • Akupunktur – pengobatan ini menggunakan jarum kecil yang meransang berbagai titik pada tubuh untuk meredakan penyakit dan peradangan serta menyebabkan relaksasi.
  • Ultrasound – pengobatan ini menggunakan gelombang suara untuk jalan masuk ke dalam tubuh, meningkatkan aliran darah, peningkatan kegiatan sel dan pembaruan.
  • Terapi air (Hydrotherapy) – Pengobatan ini dilakukan di air dan melawan tekanan air yang lembut untuk meningkatkan perputaran aliran darah dan membuat rasa nyaman , pada saat bersamaan memperkuat sekelompok otot dan meningkatkan koordinasi
  • Beberapi ahli fisioterapi juga dapat menggunakan TENS atau transcutaneous electrical nerve stimulation. Metode ini menggunakan energi listrik yang kecil untuk mengurangi sensasi nyeri.
Sumber: https://www.docdoc.com/


Rabu, 27 April 2016

Rehabilitasi Medik (Fisioterapi)



Fisioterapi merupakan upaya pelayanan kesehatan profesional dalam mengatasi permasalahan gangguan kapasitas fisik (seperti nyeri, kelemahan otot, kekakuan sendi ) dan kemampuan fungsional dengan menggunakan sumber-sumber fisis seperti listrik (Elektro therapy), sinar ( Aktino therapy ), Air ( Hidrotherapy), Manual ( Manual Therapy), dan Therapy Latihan  (Exercise Therapy ). RSU Bunda Margonda memberikan pelayanan fisioterapi untuk anda dan keluarga dalam membantu proses penyembuhan penyakit yang diderita, seperti kondisi pasca bedah/operasi, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak, nyeri otot dan sendi, dll. Didukung oleh tenaga-tenaga kesehatan professional serta teknologi medis yang modern.
Pelayanan Fisioterapi dititikberatkan pada tindakan terapi fisik dan terapi exercise seperti penguatan otot,pelenturan otot dan koordinasi tubuh
Banyak penyakit yang penyembuhannya dapat dibantu dengan tindakan fisioterapi diantarnya adalah :
  • Pasca Tindakan Bedah/Operasi
Program rehabilitasi pada pasien pasca bedah  bertujuan untuk mencegah kelemahan otot dan kekakuan sendi,mencegah kelemahan umum,mencegah terjadinya infeksi pada paru karena tirah baring lama
  • Masalah Saluran Pernafasan dan Otot Pernafasan
Pasa pasien dengan tirah baring lama disamping dapat timbul infeksi paru akan terjadi pula kelemahan otot pernafasan sehingga fungsi pernafasan terganggu.Dalam program rehabilitasi pasien bertujuan untuk mengeluarkan lendir yang berlebih  dari saluran nafas atau memudahkan pasien dalam mengeluarkan lender dan memberikan latihan untuk memperbaiki fungsi otot pernafasan
  • Gangguan Pertumbuhan & Perkembangan Anak
Banyak penyebab gangguan pada saat ibu hamil,masa kehamilan hingga perkembangan bayi sendiri setelah lahir.Program rehabilitasi sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya keterlambatan duduk/berdiri,keterlambatan jalan dan lumpuh pada ank.
  • Infeksi dan peradangan
Program rahabilitasi medik membantu mencegah terjadinya peradangan sinus sekitar hidung (sinusitis), mencegah peradangan daerah telinga tengah(tubercatarach) dan mencegah peradangan daerah sekitar rahim (adnexitis)
  • Gangguan pertumbuhan pada tulang & sendi
Kelainan bentuk sendi lutut (Varus,Valgus),kelainan pada sendi kaki (CTEV,Flat foot)dan kelainan tulang belakang (scoliosis) dapat dilakukan program rehabilitasi dengan cara latihan fisik dan memakai orthose
  • Nyeri Otot dan nyeri sendi
Berbagai ungkapan sering kita dengar,seperti nyeri,ngilu,linu,encok maupun pagal-pegal.hal ini disebabkan adanya cedera pada otot,peradangan sendi dan rematik.Program rehabilitasi medik mampu mengatasinya
  • Kaku Otot & kaku sendi
Program rehabilitasi medik ini mampu mencegah terjadinya kelainan pada otak pada masa pertumbuhan anak,mencegah gangguan pada pembuluh darah otak dan mencegah penyakit degenerative/pengapuran
  • Kelemahan & Kelumpuhan otot
Kelumpuhan lengan pada bayi baru lahir,kelumpuhan otot wajah,lumpuh separuh badanmaupun kelumpuhan pada lengan atau tungkai,hal ini dapat dicegah melalui program rehabilitasi medik
  • Rehabilitasi Preventif
Dalam hal ini fisioterapi lebih mengutamakan latihan fisik baik berupa latihan penguatan otot,pelenturan otot dan sendi,termasuk juga latihan aerobic endurans jantung-paru

Sumber: http://bunda.co.id/

Senin, 25 April 2016

Macam-Macam Fisioterapi



PEDIATRI

Banyak permasalahan-permasalahan pada anak yang bisa ditangani oleh Fisioterapi dengan tujuan meningkatkan kemampuan anak dalam keterbatasan fungsi dan gerak tubuh seperti Cerebral Palsy (CP), Down Syndrom, Autis, dan masalah-masalah dengan kebutuhan khusus lainnya.
Disini seorang Fisioterapis berfungsi sebagai pelatih, menyiapkan orangtua dan penderita dengan strategi dan melatihnya dimana dapat membantu maningkatkan penampilan di rumah, sekolah, dan masyarakat.

GERIATRI

Bertambahnya usia maka aktifitas gerak individu seperti keterampilan daya tahan, kekuatan semakin menurun sehingga menghambat aktifitasnya. Masalah-masalah yang timbul seperti Stroke, berkurangnya daya ingat, dan lain-lain.
Disini Fisioterapi membantu agar kualitas hidup bisa dipertahankan untuk tetap aktif sesuai dengan pera dan tanggung jawabnya.

MUSKULOSKELETAL 

Inilah yang sering terjadi pada masyarakat umumnya. Terutama akibat dari peningkatan aktivitas. Seperti ketegangan otot atau Spasme, Sprain, nyeri pada persendian dan lain-lain. Biasanya ini diakibatkan oleh posisi yang salah saat beraktivitas. Misalnya posisi duduk yang salah saat sedang bekerja, posisi duduk yang terlalu lama, posisi saat mengangkat beban yang salah. Itu semua menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan tidak nyaman. Fraktur atau patah tulang juga bisa saja terjadi akibat kecelakaan kerja atau saat sedang melakukan aktivitas lain seperti berolahraga dan bermain, dan sebaiknya segera ditangani dengan baik dan cepat.
Disinilah fungsi seorang Fisioterapis dibutuhkan, yaitu untuk mengembalikan fungsi otot, sendi dan tulang agar kembali normal.

KARDIO-PULMONAL 

Peran Fisioterapi pada kondisi  jantung dan paru-paru difokuskan pada aspek pemulihan fisik, khususnya meminimalkan kondisi akibat bed rest, peningkatan fungsi cardio-pulmonal dan perbaikan fungsi musculuskeletal. Dimulai dengan assesment, breathing exercise, assisted atau aktiv exercise untuk pasien tertentu. Mengawasi proses ambulasi atau perpindahan tempat, menaiki tangga dan aktivitas lainnya. Memprogramkan home exercise, edukasi pada pasien dan keluarga, serta modifikasi aktivitas.
Selanjutnya Fisioterapis tetap melaporkan kemajuan yang terkait dengan kondisi fisik pasien serta tetap berkonsultasi dengan dokter.

NEUROLOGI 

Fisioterapi neurologi adalah membantu orang-orang yang mengalami kelianan atau penyakit pada neurologist (saraf), seperti penyakit Alzheimer, Cerebral Palsy, Cedera/Gegar Otak, Multiple Sclerosis, Parkinson, Cedera Saraf Tulang Belakang dan Stroke.
Umumnya, kelainan yang terkait dengan kondisi neurologi berupa gangguan yang terjadi pada penglihatan, keseimbangan, aktivitas dan gerakan dan berkurangnya kebebasan fungsional tubuh.

OLAHRAGA 

Fisioterapi Olahraga bertugas menjaga pemain agar selalu dalam kondisi bagus sebelum pertandingan. Selain itu juga membuat program rehabilitasi untuk menangani pemain yang  cedera seperti Spasme dan lepasnya persendian akibat posisi yang salah ketika jatuh. Fisioterapi Olahraga bertanggungjawab dengan kebugaran pemain agar pola hidup mereka tidak asal-asalan. Fisioterapis juga menjaga nutrisi para pemain dan berhubungan dengan pelatih. Caranya dengan memberitahu dia mengenai kondisi pemain sebelum menjalani pertandingan.

Sumber: http://kelompok2ft.blogspot.co.id/

Minggu, 24 April 2016

Peran Fisioterapi Dalam Olahraga

download (1)cc

Manajemen patologi untuk injury yang dialami atlet dibagi menjadi 3 bagian :
  • Damage control, facilitation of repair, dan reconditioning of the recovered lesion
  • Prinsip dasar manajemen tiap fase harus mempertimbangkan keparahan injury, struktur terlibat, riwayat injury, dan pembedahan (jika ada)
Manajemen akut fisioterapi olahraga adalah PRICER untuk menajemen akut soft tissue injury. PRICER terdiri dari:
  1. Protection
Secara umum, proteksi merupakan tindakan2 yang membatasi aktivitas atlet untuk mencegah lesi menjadi lebih parah dan menempatkan bagian yang terluka tersebut pada posisi yang aman dan nyaman
  1. Rest
Atlet dinstruksikan untuk beristirahat. pada early stage, atlet diharuskan beristirahat untuk menurunkan TD dan mencegah hemorrage menjadi lebih parah

     3. Ice

Es berfungsi untuk menurunkan nyeri, mengurangi pendarahan dan bengkak, serta meminimalisir secondary hypoxic injury. waktu maksimal penggunaan es selama 20 menit.
  1. Compression
Penggunaan compression bandage terhadap injury dapat mengontrol swelling dan meminimalkan respon inflamasi. Kompresi dapat mengembalikan sirkulasi normal lebih cepat dan drainase limfatik di area yang terluka
  1. Elevation
Elevasi berfungsi untuk mengurangi tekanan intravaskular lokal, sehingga mengurangi pendarahan dari pembuluh darah yang rusak. Selain itu, elevasi juga memfasilitasi drainase cairan interstisial menuju sirkulasi sentral
  1. Referral
Penempatan faktor ini pada akhir PRICER menghimbau semua prictitioners (pelatih, dokter, dll) untuk menyadari keterbatasan mereka dalam pengelolaan cedera olahraga akut. rujukan ke rumah sakit dan pusat kecelakaan darurat, ke dokter atlet sendiri, seorang fisioterapis olahraga atau seorang dokter olahraga atau spesialis harus dipertimbangkan ketika penyelidikan lebih lanjut, intervensi atau pengawasan diperlukan, misalnya ketika evaluasi radiologis segera diperlukan, atau pemain dengan cedera kepala membutuhkan pengamatan yang memenuhi syarat untuk beberapa jam.
Ongoing Management-Promotion of Healing
Tahap ini merupakan fase penyembuhan dari matriks dan sel proliferase menjadi fase proliferasi. Berlangsung selama antara 72 jam sampai 6 minggu (Oakes 1992). Pada fase ini melibatkan sel fagositosit (makrofag dan monosit) yang berfungsi untuk mensintesis penyembuhan lesi.

Adapun tujuan fisioterapi pada fase iini adalah:
  • Mengurangi pembengkakan
  • Memfasilitasi oksigenasi dan nutrisi dari siklus cedera
  • Mengembalikan pola gerak yang normal
  • Mencegah atau meminimalisir keparahan yang lebih jauh
  • Menghindari cedera berulang
Kemudian tindakan fisioterapi pada fase penyembuhan (healing) antara lain:
  • Massage
  • US dosis rendah
  • Arus listrik
  • Stimulasi listrik pada otot
  • Exercise
  • Instruksi kepada pasien mengenai pembatasan dari kegiatannya.
Sedangkan tindakan fisioterapi pada fase perbaikan (Repair) antara lain:
  • Intensitas dari latihan ditingkatkan.
  • Massage dan stretching (peregangan) dapat ditingkatkan.
Fase Rehabilitasi olah raga

Ada 3 prinsip fase rehabilitasi, yaitu :
  1. Pemberian stress (tegangan),
  2. Adaptasi spesifik untuk rangsangan tertentu,
  3. Adaptasi kemampuan dalam pemberian beban yang akan terus ditingkatkan sesuai kondisi recovery atlet
Maintenance fitness

Pemeliharaan fisiologi parameter memastikan bahwa atlit kembali kepelatihan dan kompetisi dalam kondisi fisik terbaiknya, sehingga memaksimalkan performan dan meminimalkan resiko cedera lebih lanjut.  Untuk mencapai hal tersebut seorang FT membutuhkan pengetahuan teori maupun practice dan beberapa pengalaman dalam penerapan prinsip prinsip tersebut, baik dalam rehabilitative maupun pembinaan atlit.

Sumber: http://physiosilvia.com/

Rabu, 20 April 2016

Jenis Fisioterapi

Terapi fisik yang tepat dapat meminimalkan efek samping penggunaan obat telan. Pasien bisa mendapatkannya di rumah sakit yang memiliki klinik fisioterapi, tentu dengan rujukan dokter yang mengetahui kondisi kesehatan pasien.

Ada begitu banyak bentuk pengobatan yang bisa diberikan pada pasien, termasuk anak. Salah satunya terapi fisik yang disebut fisioterapi. Perannya adalah memperbaiki fungsi gerak motorik akibat adanya gangguan pada otot dan rangka tubuh setelah patah tulang, atau pascaoperasi tulang.
Fisioterapi juga diberikan kepada penderita penyakit yang berhubungan dengan saraf, misalnya penyakit yang menyebabkan pola jalan salah dan otot lemah, penderita yang mengalami gangguan pada saraf tepi, radang selaput otak, sumbatan saluran di otak, dan lainnya. Menurut dr. Peni Kusumastuti, Sp.RM., dari RS Internasional Bintaro, Tangerang, Banten, "Semua penyakit itu akan mengganggu pergerakan motorik anak."

Di klinik fisioterapi, terapis akan mengajarkan pasien bagaimana melakukan gerakan tubuh yang benar. Nah, gerakan-gerakan itulah yang nantinya harus diaplikasikan sendiri oleh pasien, seperti duduk, berdiri, jalan, lari, dan sebagainya.
"Fisioterapi merupakan pelayanan yang diberikan kepada pasien guna mengembangkan, memelihara, dan mengembalikan kemampuan dan fungsi gerak secara maksimal sepanjang kehidupannya," simpul Peni.

Mengenai frekuensi, tak ada patokan berapa kali seorang anak harus menjalani fisioterapi. "Tergantung kondisinya. Bila datang dalam kondisi parah atau kronis, tentu membutuhkan terapi lebih lama. Lain hal kalau orang tua sudah mengantisipasinya sejak dini."
Yang tak kalah penting, sebelum menganjurkan fisioterapi, dokter atau terapis harus mengetahui dulu riwayat kelahiran dan catatan klinisnya. Terapis sebaiknya bekerja sama dengan dokter yang terkait. Bila sudah diketahui latar belakang penyakitnya, barulah dipilihkan fisioterapi yang tepat.

MACAM-MACAM FISIOTERAPI

1. Exercise Therapy atau Terapi Latihan
Terapi ini dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi sekaligus memberi penguatan dan pemeliharaan gerak agar bisa kembali normal atau setidaknya mendekati kondisi normal. Kepada anak, akan diberikan latihan memegang maupun menggerakkan tangan dan kakinya. Setelah mampu, akan dilanjutkan dengan latihan mobilisasi, dimulai dengan berdiri, melangkah, berjalan, lari kecil, dan seterusnya.
Pada kasus patah kaki, contohnya, akan dilakukan fisioterapi secara bertahap, kapan si anak harus sedikit menapak sampai bisa menapak penuh.
Latihan-latihan yang diberikan bertujuan mempertahankan kekuatan otot-otot dan kemampuan fungsionalnya dengan mempertahankan sendi-sendinya agar tak menjadi kaku. Hal ini perlu dilakukan karena kaki patah yang dipasangi gips umumnya akan mengalami pengecilan otot, sehingga kekuatannya pun berkurang. Lewat terapi yang dilakukan sambil bermain akan kelihatan bagian mana yang mengalami penurunan fungsi.

2. Heating Therapy atau Terapi Pemanasan
Sesuai dengan namanya, terapi ini memanfaatkan kekuatan panas yang biasanya digunakan pada kelainan kulit, otot, maupun jaringan tubuh bagian dalam lainnya. Penggunaannya tentu saja disesuaikan dengan tingkat keluhan. Bila hanya sampai di bagian kulit, maka pemanasannya pun hanya diperuntukkan bagi kulit saja dengan menggunakan Infra Red Radiation (IRR) atau radiasi infra merah. Bila gangguan terjadi pada otot, digunakanlah micro diathermy atau diatermi mikro. Sementara, jika gangguan muncul di bagian terdalam seperti rangka tubuh, maka yang digunakan adalah short wave diathermy atau diatermi gelombang pendek. Intinya, jenis terapi yang dilakukan akan disesuaikan dengan hasil diagnosis.
Terapi pemanasan biasanya diberikan bersamaan dengan jenis terapi lain. Seperti pada terapi inhalasi untuk anak-anak dengan masalah lendir pada saluran napas; pada nyeri otot maupun sendi. Bila dikombinasikan dengan bentuk pengobatan lain tentu lebih menguntungkan karena dosis obat yang harus diminum anak jadi lebih kecil untuk meminimalisir efek negatifnya.

3. Electrical Stimulations Therapy atau Terapi Stimulasi Listrik
Terapi yang menggunakan aliran listrik bertenaga kecil ini cocok diterapkan pada anak yang menderita kelemahan otot akibat patah tulang ataupun kerusakan saraf otot. Cara penggunaannya, dengan menempelkan aliran listrik pada otot-otot untuk mengatasi rasa nyeri. Terapi ini bertujuan untuk mempertahankan massa otot dan secara tidak langsung merangsang regenerasi saraf.
Pada pasien anak yang menderita gangguan pernapasan, terapi ini pun bisa digunakan untuk pengobatan. Efeknya, sirkulasi darah di rongga dada dan saluran pernapasan menjadi lebih lancar, sehingga dapat membantu relaksasi serta membantu mengeluarkan lendir dari saluran pernapasan, sehingga akan mempercepat proses penyembuhan.

4. Cold Therapy atau Terapi Dingin
Terapi dingin biasanya diberikan bila cedera anak masih akut sehingga proses peradangan tidak menjadi kronis. Terapi ini umumnya hanya diperuntukkan bagi otot saja, biasanya akibat terjatuh dan mengalami memar. Nah, terapi dingin ini pun berguna mengurangi bengkak. Itulah kenapa, ketika anak terjatuh dan bagian tubuhnya ada yang benjol, orang tua sering mengompresnya dengan air dingin. Namun terapi dingin harus dengan pengawasan ketat karena kalau fase akutnya sudah lewat, tapi masih terus diberi terapi, justru dapat merusak jaringan.

5. Chest Physiotherapy atau Terapi Bagian Dada
Anak dengan keluhan batuk-pilek biasanya mendapat chest physiotherapy yang bermanfaat membersihkan saluran pernapasan dan memperbaiki pertukaran udara. Yang termasuk dalam fisioterapi ini di antaranya inhalasi/nebulizer, clapping, vibrasi dan postural drainage.
Inhalasi yaitu memasukkan obat-obatan ke dalam saluran pernapasan melalui penghirupan. Jadi, partikel obat dipecah terlebih dulu dalam sebuah alat yang disebut nebulizeer hingga menjadi molekul-molekul berbentuk uap. Uap inilah yang kemudian dihirup anak, hingga obat akan langsung masuk ke saluran pernapasan. Keuntungan cara ini, dosis obat jauh lebih kecil, hingga dapat mengurangi efek samping obat.
Obat-obat inhalasi yang umum diberikan adalah obat untuk melonggarkan saluran napas, pengencer dahak, dan NaCl sebagai pelembab saluran napas. Sedangkan lamanya setiap inhalasi cukup sekitar 10 menit. Tindakan lanjut untuk membantu pengeluaran lendirnya, antara lain clapping atau tepukan pada dada dan punggung. Bisa di sisi kanan, kiri, depan dada. Tepukan dilakukan secara kontinyu dan ritmik. Sertai pula dengan pengaturan posisi anak (postural drainage), semisal anak ditengkurapkan dengan posisi kepala lebih rendah dari badan, hingga lendir tersebut dapat mengalir ke cabang pernapasan utama sekaligus lebih mudah untuk dibatukkan. Ini akan menguntungkan karena biasanya anak tak bisa meludah, hingga lendir yang menyumbat saluran pernapasan sulit dikeluarkan.
Khusus pada bayi atau anak di bawah usia 2 tahun, bila perlu, lakukan tindakan suction atau penyedotan lendir dengan alat khusus lewat hidung atau mulut. Bisanya tindakan ini dilakukan pada bayi dimana refleks batuknya belum cukup kuat untuk mengeluarkan lendir.

6. Hydro Therapy atau Aquatik Therapy
Terapi dengan air berguna bagi anak-anak yang mengalami gangguan, terutama gangguan gerak akibat spastisitas, misal pada anak CP (Cerebral Palsy). Sedangkan pada anak yang terlambat berjalan, tentu saja sebelum diterapi mereka akan dievaluasi dulu baik dari usia, tingkat kemampuan, maupun tingkat kesulitan yang dialami. Untuk bisa berjalan, anak tentu saja harus melalui berbagai tahapan yang dimulai dengan tengkurap, duduk, merangkak sampai berdiri. Biasanya anak tidak akan langsung diajarkan berjalan bila tahap sebelumnya belum mampu ia lakukan.
Pada anak yang mengalami kesulitan bergerak karena spastisitas/kekakuan, ketika di air, umumnya dia akan lebih mudah bergerak. Dengan demikian diharapkan spastisitas anak akan berkurang mengingat adanya bantuan berupa dorongan air yang sifatnya bisa melenturkan gerak tubuh. Meskipun tidak semua anak dengan gangguan tersebut dapat diberikan hidro terapi air, tapi terapi ini bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif.

7. Orthopedhic dan Rheumathoid Arthritis
Sebetulnya fisioterapi ortopedik ini dilakukan untuk mengatasi gangguan tulang dan otot akibat patah tulang, post fracture (retak), artritis sendi, keseleo, atau terkilir. Umumnya ditujukan untuk kalangan dewasa karena kasusnya jarang sekali terjadi pada anak.
Pada bayi, terapi ortopedik ini akan dipakai jika ia mengalami proses pemendekan otot leher (lehernya jadi miring) akibat pembengkakan otot leher yang membuat ototnya tertarik ke satu arah. Fiosioterapi ini dilakukan dalam bentuk latihan-latihan gerakan, pijat, dan peregangan. Bisa juga dibarengi dengan ultrasound (gelombang suara berfrekuensi lebih tinggi dari yang dapat didengar manusia) dan pemanasan untuk melepaskan perlengketan/gumpalan di leher. Fisioterapi ini bisa diterapkan sejak bayi berusia 2 minggu.
Fisioterapi rheumathoid arthritis dilakukan pada anak dengan keluhan kaki bengkak atau mengalami gangguan sendi. Untuk mengurangi rasa nyeri, terapi dingin diberikan saat akut dan selanjutnya diberikan terapi panas dengan electrical stimulations therapy. Ini bisa dilakukan pada anak usia 4-5 tahunan, tergantung pada bagian mana terserangnya.

Irfan Hasuki.

Sumber: http://tabloidnova.com/

Visi dan MIsi Fisioterapi Indonesia

Dengan melihat kondisi Indonesia pada saat ini dan kearah mana dengan cara bagaimana Fisioterapis akan dapat menjadi Fisioterapis sejati di Millenium ke III, maka Fisioterapis Indonesia harus mempunyai pandangan ke depan tentang gambaran Fisioterapi (VISI) serta apa yang menjadi tugas pokok yang mesti dilakukan agar pandangan ke depan tersebut dapat dicapi dengan benar (MISI).

VISI : Fisioterapi Indonesia harus mampu memberikan pelayanan fisioterapi dengan kualitas global.
MISI : Membawa Fisioterapi Indonesia menjadi fisioterapi sejati sejajar fisioterapi global universal.

a. Fisioterapi Sejati
 
Dalam era globalisasi fisioterapi dunia akan mempunyai paradigma yang sama, apa yang disebut fisioterapi baik dipandang dalam bentuk pelayanannya, kompetensinya, kewenangannya, maupun persyaratan pendidikannya untuk menjadi fisioterapis akan menjadi sama dan standar pula. Oleh sebab itu fisioterapi sejati berdasarkan kedua hasil kongres WCPT (1995/1999) dapat digambarkan paling tidak sebagai berikut :
1) Profesi kesehatan yang menangani gangguan gerak dan fungsi manusia perorangan dan masyarakat.
2) Upaya yang dilakukan dapat berupa upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan.
3) Bersifat profesional dan mandiri, bekerja secara terbuka dan sejajar dengan tenaga kesehatan lainny, mempunyai otonomi dan kemerdekaan sendiri yang mempunyai tanggung gugat dan tanggung jawab.
4) Fisioterapi adalah proses pemecahan masalah sehingga dikenal alur dari pemeriksaan ? Diagnosa Fisioterapi ? Perencanan Terapi ? Pelaksanan terapi dan ? Reevaluasi

b. Tujuan Strategi

Fisioterapi sejati adalah fisioterapi yang benar-benar fisioterapi yang mempunyai arti, nilai serta paradigma yang sama dengan arti fisioterapi yang sebenarnya yang berlaku secara universal – global, merupakan keharusan menjadi plat-form fisioterapi Indonesia.
Oleh sebab itu peningkatan kemampuan profesionalisme fisioterapi dalam arti profesi yang mandiri merupakan kunci keberhasilan yang mempunyai nilai strategis dalam upaya pencapaian Visi dan Misi maka tujuan strategis dapat dirumuskan :

“ Meningkatkan profesionalisma fisioterapi Indonesia melalui peningkatan pendidikan Formal minimal 4 tahun pada tingkat sarjana dan pendidikan yang berkelanjutan sehingga mampu melaksanakan profesi fisioterapi dengan sebaik-baiknya agar dapat meningkatkan pelayanan di masyarakat”.

c. Analisis SWOT

1. Strength (Kekuatan)
a) Kemampuan untuk maju
Keinginan untuk maju sebagian besar Fisioterapis Indonesia merupakan kekuatan dalam mengembangkan Fisioterapi Indonesia dimasa yang akan datang.
b) Tuntutan pasar lokal-global
Tuntutan akan kualitas pelayanan fisioterapi di Indonesia yang merupakan pasar lokal, merupakan kekuatan yang mendorong baik langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan Fisioterapi Indonesia. Sehingga peningkatan pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan bagi Fisioterapis Indonesia. Tuntutan pasar globalpun juga sangat tinggi , hal ini dibuktikan banyak dicarinya Fisioterapi Asia yang ditawari pekerjaan di Amerika, Kanada dan Negara Eropa lainnya.

2. Weakness (Kelemahan)
Pada saat ini baru ada tiga pendidikan sarjana Fisioterapi yang ada di Indonesia satu diploma IV dan dua pendidikan S1, Selain itu juga kekurangan staf pengajar yang memenuhi syarat sehingga dapat memberikan pelajaran dengan benar dan baik.
Belum adanya standar kompetensi Fisioterapi yang diakui secara nasional sehingga masih beraneka ragam jenis kompetensi yang ada.

3. Opportunities (Kesempatan)
a) Reformasi merupakan segalanya, diakhir pemerintahan orde baru muncul fatwa konsorsum ilmu kesehatan yang menyatakan bahwa fisioterapi bukan profesi, apalagi mengakui sebagai profesi yang mandiri, tiba-tiba punah dan dikeluarkannya win-win solution yaitu dengan memberikan gelar sarjana sain terapan bagi lulusan D4 Fisioterapi, dan juga lulusannya dapat melanjutkan kejenjang pasca sarjana sehingga kesempatan ini harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
b) Masih ada upaya membesarkan fisioterapi dalam kandang rehabilitasi sehingga walaupun pendidikan sudah sarjana namun ada upaya tetap dalam kandang tersebut.

4. Treath (Ancaman)
a) Ada dua hal yang utama yang akan menjadi kendala bila Fisioterapi Indonesia tidak cepat mengembangkan pendidikan sarjana Fisioterapi, Fisioterapi akan dikembangkan profesi lain dan tidak sesuai dengan plat-form WCPT.
b) Untuk dapat melakukan proses fisioterapi diploma tiga saja tidak cukup.

Sumber: http://www.ilmufisioterapi.net/