Sumber:
Latihan Lutut Paska Operasi TKR (Total Knee Replacement) (dok. F.R. Suwarti)
Anda
punya problem gerak? Bagian tubuh Anda mengalami kekakuan untuk bergerak
seperti kaku di leher?Atau Anda merasakan nyeri di bagian tubuh tertentu di
saat bergerak, pinggang atau persendian misalnya?
Pernah mendengar istilah fisioterapi atau fisioterapis?
Secara kasar dan gampang, fisioterapis atau yang di beberapa
negara disebut juga sebagai kinesiterapis adalah salah satu
profesi medis yang dapat langsung menangani pasien yang mengalami problema
gerak, dengan maupun tanpa rujukan dokter.
Dalam definisi yang lebih lengkap(keputusan Menkes RI no 778 tahun 2008)
fisioterapi adalah suatu pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
individu dan atau kelompok dalam upaya mengembangkan, memelihara, dan
memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan
modalitas fisik, agen fisik, mekanis, gerak, dan komunikasi.
Fisioterapi dapat melatih pasien dengan olahraga atau latihan gerak khusus,
penguluran dan bermacam-macam teknik termasuk penggunaan panas, krioterapi
(dingin), elektroterapi, hidroterapi, ultrasonografi dan menggunakan beberapa
alat khusus untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien yang tidak dapat
diatasi dengan latihan-latihan fisioterapi.
Di
Indonesia sendiri dikenal paling tidak lima bidang peminatan atau spesialisasi
dalam ilmu fisioterapi yaitu pediatriyang berfokus pada
anak-anak, ortopediyang berhubungan dengan gangguan pada
sistem muskuloskeletal (otot dan kerangka), olah
raga yang berfokus individu yang aktif secara fisik,neuromuskuler yang
terkait dengan gangguan pada sistema syaraf dan otot,kardiopulmunal yang
terkait dengan gangguan jantung dan paru-paru, dansistem integument yang
berhubungan dengan kulit. Beberapa bidang spesialisasi lainnya juga mulai
berkembang di negara kita, seperti fisioterapi geriatri yang mem-fokus pada
gangguan gerak yang disebabkan oleh proses penuaan.
Konon adalah "Bapak Kedokteran Barat" sendiri, yaitu Hippokrates yang
memelopori terapi melalui pemijatan, latihan gerak maupun hidroterapi untuk
penyembuhan pada sekitar 460 tahun sebelum masehi. Fisioterapi moderen sendiri
dipelopori oleh Elizabeth Kenny, seorang perawat asal Australia yang menggagas
terapi dengan latihan gerak untuk melawan penyakit polio di tahun 1910 di saat
vaksin polio belum populer.
Pendidikan di IndonesiaTepat 46 tahun yang lalu, 10 Juni 1968, atas
prakarsa Prof Dr R Soeharso didirikanlah Ikatan Fisioterapi Indonesia (IKAFI)
sebagai sebagai wadah profesi fisioterapi di Indonesia yang dikemudian hari
singkatannya berubah menjadi IFI.
Fisioterapi di Indonesia sendiri sudah dirintis jauh sebelum itu, yaitu sejak
jaman perang kemerdekaan. Di tahun 1945 Prof Soeharso mendirikan Rehabilitatie
Centrum (RC) di Solo, Jawa Tengah. Pendirian RC saat itu didasari
pemikiran untuk menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi terpadu di bawah satu
atap untuk menangani penderita cacat tubuh akibat perang. Dari pemikiran itu
pulalah Sekolah perawat Fisioterapi yang pertama di Indonesia berdiri pada
tahun 1964 yang di kemudian hari berubah enjadi Akademi Fisioterapi sebagai
satu kesatuan dan pendukung dari kegiatan rehabilitasi medis terpadu.
Hari
ini ada belasan akademi fisioterapi di Indonesia yang melahirkan tenaga-tenaga
fisioterapis dengan jenjang pendidikan berorientasi terapan yaitu D3 dan D4.
Dalam rangka pengembangan ilmu fisioterapi itu sendiri, lima perguruan tinggi
negeri dan swasta di Indonesia kini sudah menyelenggarakan jenjang strata 1 atau
S1 yaitu: Universitas Indonusa Esa Unggul (Jakarta), Universitas Hasanuddin
(Makasar), Universitas Udayana (Denpasar) dan Universitas Muhammadiyah
Surakarta dan Malang. Satu-satunya jenjang paska sarjana (S2) fisioterapi
sendiri saat ini baru diselenggarakan dalam suatu program kerjasama antara
Universitas Indonusa Esa Unggul dan Universitas Udayana.
Demand yang tinggi
Permintaan
akan tenaga medis fisioterapis di dunia saat ini sangat tinggi dan terkait
dengan perkembangan gaya hidup masyarakat dunia dewasa ini, permintaan akan
fisioterapis diperkirakan akan tetap tinggi sampai dengan dua atau tiga dekade
ke depan.
Di
Amerika Serikat misalnya, Bureau of Labour Statistics (BLS) memperkirakan kenaikan
sebesar 36% antara 2012-2022 di negara tersebut yang berarti lebih cepat dari
rata-rata kenaikan akan permintaan seluruh profesi di Amerika Serikat. Kanada
juga memperkirakan bahwa mulai lima tahun ke depan kekurangan tenaga
fisioterapis akan dialami negara tersebut. Penyakit-penyakit terkait dengan
pola makan seperti diabetes, obesitas maupun yang terkait dengan penuaan
merupakan beberapa faktor utama yang menyebabkan tingginya permintaan di
negara-negara tersebut.
Bagaimana
dengan kebutuhan fisioterapis di tanah air?
Dengan
perbandingan ideal sebesar 1 fisioterapis per 1000 penduduk, maka Indonesia
saat ini masih membutuhkan 14 ribu tenaga fisioterapis. Di satu sisi, dengan
kapasitas pendidikan yang ada saat ini, yaitu 1000 fisioterapis baru per tahun
maka jumlah itu baru akan tercapai dalam waktu 14 tahun ke depan (Kedaulatan
Rakyat, 16/9/2012). Di sisi lain, di masa mendatang proporsi 1:1000 mungkin
tidak akan lagi menjawab permasalahan yang ada mengingat masyarakat Indonesia
pun mengalami evolusi dalam gaya hidup seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang
pesat. Dalam skenario yang terakhir, akan sangat mungkin bahwa kebutuhan akan
fisioterapis di tanah air akan lebih besar dari yang diperkirakan saat ini.
Selamat
Berjuang Fisioterapis Indonesia.!!
We
Proud of You.!!
sumber:http://forumfisio.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar