Kamis, 26 Mei 2016

Fisioterapi Untuk Meredakan Batuk-Pilek



Batuk-pilek adalah penyakit yang akrab dengan anak. Baru saja si kecil sembuh, eh,
beberapa waktu kemudian batuknya terdengar lagi disertai hidung meler. Yang kadang membuat miris, jika pernapasan si kecil terganggu akibat hidungnya mampet dan dari dalam dadanya terdengar suara grok-grok.

Untuk anak-anak yang mengalami keluhan seperti itu, selain meresepkan obat, dokter biasanya juga menyarankan fisioterapi. Terapi pada paru-paru ini akan membantunya mengeluarkan lendir, sehingga anak bisa bernapas lega kembali. Pada umumnya untuk kasus batuk pilek yang ringan hanya dibutuhkan 1-2 kali fisioterapi tapi untuk kasus yang berat bisa dibutuhkan sampai 7 kali, bahkan lebih. Nah, kalau si kecil sering mengalami batuk-pilek, katakanlah hampir 3 bulan sekali, terbayang kan harus berapa kali fisioterapi dilakukan. Begitu pula pengeluaran tenaga, waktu, dan uang karena anak dan pendampingnya harus bolak-balik ke rumah sakit.

Fisioterapi di rumah dapat dilakukan pada semua orang, tanpa pandang umur, dari bayi hingga dewasa. Hanya saja untuk melakukan fisioterapi pada bayi, orang tua umumnya tidak memiliki rasa percaya diri. Wajar saja, karena tubuhnya masih begitu mungil. Apalagi memang ada beberapa teknik fisioterapi untuk bayi yang hanya bisa dilakukan fisioterapis profesional, misalnya untuk mengeluarkan lendir setelah proses inhalasi dengan nebulizer.

KONDISI YANG MENGIZINKAN FISIOTERAPI

* Dokter menyarankan anak menjalani fisioterapi.

* Batuk-pilek ringan (tidak disertai demam dan lamanya belum lebih dari 3 hari).

HINDARI FISIOTERAPI BILA:

o Kondisi batuk pilek yang dialami anak tergolong berat atau disertai demam.

o Anak mengalami sesak yang parah karena dengan fisioterapi malah bisa menambah
sesaknya.

o Anak baru saja menghabiskan makannya karena dapat mengakibatkan muntah.

SYARAT FISIOTERAPI

+ Sebelumnya, anak sudah banyak minum air putih.

+ Pakaian yang dikenakan harus longgar.

+ Ruangan yang dipakai tidak banyak berdebu, tidak lembap, ventilasi udara baik.

+ Tersedia perlengkapan yang dibutuhkan:

               - bantal

               - tempat tidur dan kursi

               - alat nebulizer

TAHAPAN FISIOTERAPI

1. INHALASI

Inhalasi adalah pengobatan dengan cara memberikan obat dalam bentuk uap kepada si sakit langsung melalui alat pernapasannya (hidung ke paru-paru). Alat terapi inhalasi bermacam-macam. Salah satunya yang efektif bagi anak adalah alat terapi dengan kompresor (jet nebulizer). Cara penggunaannya cukup praktis yaitu anak diminta menghirup uap yang dikeluarkan nebulizer dengan menggunakan masker.
Obat-obatan yang dimasukkan ke dalam nebulizer bertujuan melegakan pernapasan atau menghancurkan lendir. Semua penggunaan obat harus selalu dalam pengawasan dokter. Dosis obat pada terapi inhalasi jelas lebih sedikit tapi lebih efektif ketimbang obat oral/obat minum seperti tablet atau sirup. Ya, karena dengan inhalasi obat langsung mencapai sasaran. Bila tujuannya untuk mengencerkan lendir/sekret di paru-paru, obat itu akan langsung menuju ke sana.

2. PENGATURAN POSISI TUBUH

Tahapan ini disebut juga dengan postural drainage, yakni pengaturan posisi tubuh untuk membantu mengalirkan lendir yang terkumpul di suatu area ke arah cabang bronkhus utama (saluran napas utama) sehingga lendir bisa dikeluarkan dengan cara dibatukkan. Untuk itu, orang tua mesti mengetahui di mana letak lendir berkumpul.

Caranya:
* Taruh tangan di bagian dada atau punggung anak.
* Minta anak menarik nafas dalam-dalam lalu keluarkan melalui mulut secara perlahan.
* Dekatkan telinga kita ke tubuhnya dan dengarkan asal bunyi lendir. Biasanya lendir
yang mengumpul akan menimbulkan suara. Atau, rasakan getarannya.
* Setelah letak lendir berhasil ditemukan, atur posisi anak:
               - Bila lendir berada di paru-paru bawah maka letak kepala harus lebih rendah dari dada agar lendir mengalir ke arah bronkhus utama. Posisi anak dalam keadaan tengkurap.
               - Kalau posisi lendir di paru-paru bagian atas maka kepala harus lebih tinggi agar lendir mengalir ke cabang utama. Posisi anak dalam keadaan telentang.

               - Kalau lendir di bagian paru-paru samping/lateral, maka posisikan anak dengan miring ke samping, tangan lurus ke atas kepala dan kaki seperti memeluk guling.

3. PEMUKULAN/PERKUSI

Teknik pemukulan ritmik dilakukan dengan telapak tangan yang melekuk pada dinding dada atau punggung. Tujuannya melepaskan lendir atau sekret-sekret yang menempel pada dinding pernapasan dan memudahkannya mengalir ke tenggorok. Hal ini akan lebih mempermudah anak mengeluarkan lendirnya.

Caranya:
* Lakukan postural drainage. Bila posisinya telentang, tepuk-tepuk (dengan posisi
tangan melekuk) bagian dada sekitar 3-5 menit. Menepuk bayi cukup dilakukan dengan menggunakan 3 jari.
* Dalam posisi tengkurap, tepuk-tepuk daerah punggungnya sekitar 3-5 menit.
* Dalam posisi miring, tepuk-tepuk daerah tubuh bagian sampingnya. Setelah itu lakukan vibrasi (memberikan getaran) pada rongga dada dengan menggunakan tangan (gerakannya seperti mengguncang lembut saat membangunkan anak dari tidur). Lakukan sekitar 4-5 kali.

4. LATIHAN BATUK

Batuk merupakan cara efektif dan efisien untuk mengeluarkan lendir di saluran
pernapasan. Agar batuk jadi efektif maka perlu diberikan latihan batuk. Namun latihan ini hanya bisa dilakukan pada anak yang sudah bisa diajak sedikit bekerja sama (kooperatif) atau mulai di usia batita. Untuk bayi, teknik batuk pada fisoterapi di rumah biasanya ditiadakan. Bayi biasanya mengeluarkan lendir dengan cara
memuntahkannya. Adapun latihan batuk yang bisa dilakukan adalah: Anak duduk dengan agak membungkuk. Minta ia menarik napas dalam-dalam lalu tahan dan kontraksikan otot perut. Tiup napas lebih kuat dan batukkan.

5. LATIHAN PERNAPASAN

Latihan ini dilakukan untuk memperbaiki dan menormalkan kembali pola pernapasan serta membantu mengeluarkan lendir. Biasanya teknik ini dilakukan pada anak yang mengalami sesak napas. Latihan ini bisa dilakukan pada anak yang kooperatif, sekitar usia 3 tahun ke atas. Sebetulnya, yang paling banyak digunakan dalam latihan ini adalah otot-otot dada bagian bawah atau diafragma. 

Sumber:  https://www.mail-archive.com/



Rabu, 25 Mei 2016

Hukum dalam Fisioterapi

Kalau kita berbicara tentang hukum pada umumnya yang dimaksud adalah keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan atau kaedah-kaedah dalam suatu kehidupan bersama, Keseluruhan peraturan tentang tingkah laku dalam suatu kehidupan bersama, yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi.
Hukum mengatur hubungan hukum. Hubungan hukum itu terdiri dari ikatan-ikatan antar individu dan masyarakat dan antar individu itu sendiri. Ikatan-ikatan itu tercermin pada hak dan kewajiban. Dalam usahanya mengatur, hukum menyesuaikan kepentingan perorangan dengan kepentingan masyarakat dengan sebaik-baiknya. Berusaha mencari kesimbangan antara memberikan kebebasan kepada individu dan melindungi masyarakat terhadap kebebasan individu. Mengingat bahwa masyarakat itu terdiri dari individu-individu yang menyebabkan terjadinya interaksi, maka akan selalu terjadi komplik atau ketegangan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan masyarakat. Hukum berusaha menampung ketegangan atau komplik ini sebaik-baiknya.
Hukum sebagai kumpulan peraturan atau kaedah mempunyai isi yang bersifat umum dan normatif, umum karena berlaku bagi setiap orang dan normatif karena menentukan apa yang seyokyanya dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan atau harus dilakukan serta menentukan bagaimana caranya melaksanakan kepatuhan pada kaedah-kaedah.
Dalam fungsinya sebagai perlindungan kepentingan manusia hukum mempunyai tujuan yaitu menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan. Sehingga diharapkan kepentingan manusia akan terlindungi. Dalam mencapai tujuannya itu hukum bertugas membagi hak dan kewajiban antar perorangan di dalam masyarakat membagi wewenang dan mengatur cara memecahkan masalah hukum serta memelihara kepastian hukum.

Dengan melihat materi diatas, maka dapatlah kita membedakan antara hukum dan moral yaitu :
1. Hukum lebih dikodifikasi dari pada moralitas, artinya dituliskan dan secara kurang lebih sistematis disusun dalam kitab undang-undang sehingga norma yuridis mempunyai kepastian lebih besar dan bersifat lebih obyektif.
2. Baik hukum maupun moral mengatur tingkah laku manusia namun hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja, sedangkan moral menyangku juga sikap batin seseorang.
3. Sanksi yang berkaitan dengan hukum berlainan dengan sanksi yang berkaitan dengan moralitas. Hukum untuk sebagaian besar sanksinya dapat dipaksakan, tetapi norma-norma etis/moral tidak dapat dipaksakan.
4. Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara (tidak secara langsung berasal dari negara) sedangkan moralitas didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi para individu dan masyarakat. Dengan cara demokratis atau dengan cara lain masyarakat dapat merubah hukum, tetapi tidak pernah masyarakat dapat mengubah /membatalkan suatu norma moral.

Sumber: http://www.ilmufisioterapi.net/

Minggu, 08 Mei 2016

Penjelasan Tentang Anamnesis Dalam Fisioterapi

Kata anamnesis berasal dari bahasa Yunani yang berarti mengingat kembali.Anamnesis merupakan riwayat tentang penyakit yang diceritakan oleh penderita (autoanamnesis) atau oleh orang lain (allo anamnesis) dan merupakan keterangan pertama yang disimpulkan oleh pemeriksa.

Anamnesis adalah cerita tentang riwayat penyakit yang diutarakan oleh pasien melalui Tanya Jawab,yang disusun secara kronologis yang memerlukan pemahaman tentang patofisiologi dari pemeriksa.

Dengan melakukan suatu anamnesis seyogyanya seorang pemeriksa sudah mempunyai gambaran untuk menentukan strategi dalam pemeriksaan klinis selanjutnya. Contoh,pasien dengan keluhan disekitar sendi siku,maka pemeriksaan diutamakan pada daerah siku (pemeriksaan lokal) dan pada situasi tertentu dapat juga dilakukan pemeriksaan yang mencakup daerah atau bagian yang lebih luas.
Tidak semua pasien fasih berbahasa indonesia dan tidak semua cerdas,namun demikian dari esorang pemeriksa diharapkan dapat mengerti apa yang di maksud oleh bahasa pasiennya baik yang bodoh,cerdas perpendidikan,buta huruf maupun yang bisu.

Tujuan Anamnesis
1. Untuk mendapatkan keterangan yang sebanyak-banyaknya mengenai si sakit dan penyakitnya.
2. Untuk membantu menegakkan diagnosis.
3. Untuk menetapkan diagnosis banding.

Jenis-jenis anamnesis
Secara skematis anamnesis dibagi atas  :

1. Anamnesis Umum, mencakup Anamnesis ADM (nama,usia, sex, pekerjaan, alamat dan dokter pengirim).

2. Anamnesis Khusus, merupakan bagian yang paling utama dari anamnesis. Pertanyaan yang diajukan mengacu pada keluhan lokal yang menyangkut tentang : nyeri, gangguan gerak, gangguan sensorik dan gangguan vegetatif. Contoh Anamnesis khusus untuk keluhan nyeri, Hal-hal yang dipertanyakan adalah :
  • Letak atau lokalisasi nyeri
  • Bagaimana terjadinya nyeri,secara spontan atau trauma. Pada kasus trauma arah pertanyaan lebih di tekankan pada fungsi mekanis mana yang mengalami kerusakan dan yang perlu dipertanyakan: posisi dari daerah yang mengalami kerusakan saat trauma berlangsung, dari sudut mana datangnya arah trauma,seberapa besar kekuatan dari trauma dan apakah terjadi gangguan fungsi secara langsung atau menyusul kemudian.
  • Kapan terjadi nyeri
  • Bagaimana perjalanan nyeri
  • Faktor yang memperberat dan yang mengurangi nyeri (provokasi)
  • Sifat dari nyeri
3. Anamnesis tambahan, dimaksudkan untuk mendapatkan kesan atau gambaran tentang asal/penyebab keluhan yang berada di luar dari susunan alat gerak atau terlokalisasi. Anamnesis tambahan seperti :
  • Traktus lokomotorius
  • Sistem saraf pusat
  • Panca indra
  • Traktus respiratorius
  • Traktus sirkulatorius
  • Traktus digestivus
  • Traktus urogenitalis
4. Anamnesis familial, dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kelainan atau penyakit yang ada hubungannya dengan faktor herediter seperti : DM, muscle distropi,dll.

Sumber: http://www.ilmufisioterapi.net/

Rabu, 04 Mei 2016

Etika Profesi Dalam Fisioterapi

Obyek etika adl manusia
Obyek formalnya adl tindakan manusia yg disengaja kepada manusia lain (klain).
Muncullah hak dan kewajiban keadilan terhadap :
– Orang lain
– Orang lain dlm masyarakat
– Tuhan
– Diri sendiri
– Kewajiban dituangkan sbg etika agar tindakan fisioterapi tidak melanggar hak-hak klain yg ditangani

Asas-asas etika profesi
– Melaksanakan kewajiban dgn dasar itikad yg baik dgn kesadaran pengabdian.
– Wajib menghormati martabat kemanusian dan pribadinya.
– Menghormati perasaan setiap orang (menyimpan rahasia) menghormati prestasi dll.
– Menyumbangkan ide-ide, konsep-konsep dan karya ilmiah demi kemajuan bidang kewajibannya.
– Menerima haknya semata-mata sebagai suatu kewajiban dan bukan karena pamrih pribadi

Dua prinsip etika profesi luhur
– Mendahulukan kepentingan pasien/klain
– Mengabdi pd tuntutan luhur profesi
– Nilai-nilai manusia :
– Nilai-nilai ekonomi
– Nilai-nilai kejasmanian
– Nilai-nilai hiburan
– Nilai-nilai Watak
– Nilai-nilai estetika
– Nilai-nilai intelektual
– Nilai-nilai keagamaan

Etika profesi Luhur
Dr. B. Kieser :
1. Mendahulukan kepentingan pasien
2. Mengabdi kepada tuntutan luhur profesi
Moralitas Profesi Luhur
1. Berani berbuat dan bertekat
2. Kesadaran berkewajiban
3. Idealisme
Hak = memiliki ada 2 :
1. Hak Positif Orang lain harus berbuat sesuatu untuk saya
2. Hak Negatif Saya bebas melakukan sesuatu
Kewajiban
1. Kewajiban sempurna Kewajiban yg terkait dgn hak orang lain.
2. Kewajiban tak sempurna Kewajiban tak terkait dgn hak orang lain.
Keutamaan : Disposisi watak yg telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral (kasih sayang, murah hati)
Manusia yg baik secara pribadi
1. Suatu Kecenderungan tetap
2. Berkaitan dengan kehendak
3. Diperoleh melalui jaln membiasakan diri atau hasil latihan keutamaan tidak sama dengan keterampilan.

Obyek formal Fisioterapi
Tindakan yg dilakukan dengan sengaja. Kesengajan ini fisioterapis bertindak, tindakan Fisioterapis yg dinilai etis tidak etis sehingga muncul kode etik sebagai pedoman tingkah laku fisio.
Mengapa timbuk kode etik ? Karena tenaga profesional ini melayani/berhubungan dgn manusia/ pelayanan yg diberikan ini dinilai : Orang yg dilayani, Orang seprofesi, dan orang lain profesi. Dlm hal adat istiadat, sikap, kepribadian, budi pekerti.
Kegunaan kode etik :
1. Bagi perorangan agar terhindar dr penyimpangan selama menjalankan tugas.
2. Bagi Profesi Anggota bermutu atau berkembang
3. Bagi masyarakat Masyarakat aman (perlindungan secara tidak langsung)

Sumber: http://www.ilmufisioterapi.net/

Hubungan Antar Manusia Dalam Fisioterapi

Menurut kodrat alam, manusia dimana-mana dan pada zaman apapun juga selalu hidup bersama, hidup berkelompok, sekurang-kurannya kehidupan bersama itu terdiri dari dua orang suami istri ataupun ibu dan bayinya.

Dalam sejarah perkembangan manusia tak terdapat seorangpun yang hidup menyendiri, terpisah dari kelompok manusia lainnya, kecuali dalam keadaan terpaksa dan itupun hanyalah untuk sementara waktu. Hidup menyendiri terlepas dari pergaulan manusia dalam masyarakat, hanya mungkin terjadi dalam alam dongen belaka, karena sejak dahulu kala dalam diri manusia terdapat hasrat untuk berkumpul dengan sesamanya dalam satu kelompok (hasrat untuk bermasyarakat).

Aristoteles, seorang ahli pikir yunani kuno menyatakan bahwa manusia adalah “ zoon Politicon “ artinya artinya bahwa manusia itu sebagai mahluk pada dasarnya selalu inngin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya, jadi mahluk yang suka bermasyarakat. Oleh karena sifatnya yang suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut makhluk sosial. Sebagai individu manusia tidak dapat mencapai segala sesuatu yang diinginkannya dengan mudah, mis: pak tani baru dapat mengerjakan tanahnya setelah ia memperoleh alat-alat pertanian yang dibuat oleh pandai besi. Pakainan yang dipakainya malah hasil karya tukang jahit.

Hasrat untuk hidup bersama memang telah menjadi pembawaan manusia, merupakan suatu keharusan badaniah untuk untuk melangsungkan hidupnya. Persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang sama itu lazim disebut masyarakat. Jadi masyarakat itu terbentuk apabila ada dua orang atau lebih hidup bersama , sehingga dalam pergaulan hidup ini timbul berbagai hubungan atau pertalian yang mengakibatkan bahwa yang seorang dan yang lain saling kenal mengenal dan pengaruh mempengaruhi.

Keperluan sendiri-sendiri pada manusia seringkali searah serta berpadanan satu sama lainnya sehingga dengan kerja sama tujuan manusia untuk memenuhi keperluan itu akan lebih mudah tercapai, akan tetapi kadang kala kepentingan-kepentingan itu berlainan bahkan ada juga yang bertentangan, sehingga dapat menimbulkan pertikaian yang mengganggu keserasian hidup bersama.
Dipandang dari segi kekuatan fisik/badaniah, manusia tergolong mahluk yang lemah. Oleh karena itu manusia seorang diri sulit untuk mempertahankan hidupnya. Manusia memerlukan adanya persatuan dalam menyusun usaha dan mempunyai rencana bersama untuk dapat membela diri, keluarga dan kelompoknya terhadap ancaman. Tiap manusia mempunyai keperluan sendiri-sendiri, seringkali keperluan itu searah atau berpadanan satu sama lainnya sehingga dengan kerja sama tujuan manusia untuk memenuhi keperluan itu akan lebih mudah dan lekas tercapai.

Dengan sadar atau tidak manusia dipengaruhi oleh peraturan-peraturan hidup bersama yang mengekang hawa nafsu dan mengatur hubungan antara manusia. Peraturan-peraturan itu memberi petunjuk perbuatan mana yang boleh dijalankan dan perbuatan mana yang harus dihindari. Jadi peraturan tersebut memberi pedoman kepada manusia bagaimana bertingkah laku dan bertindak dalam masyarakat.

Sumber: http://www.ilmufisioterapi.net/

Kedudukan Fisioterapi Dalam Meningkatkan Derajat Kesehatan

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan fisioterapi dalam melaksanakan kegiatannya bekerja secara tim.
Sehingga dalam menjalankan kegiatannya fisioterapi dalam kaitannya dengan tim kesehatan yang lain kedudukannya dapat bersifat mandiri, saling ketergantungan dan ketergantungan.
Dalam menjalankan kegiatannya fisioterapi berdasarkan konsep upaya meningkatkan derajat kesehatan secara tuntas dan berkesinambungan dari mulai peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan.
Upaya kesehatan pencegahan dan promosi seperti pencegahan kelainan sikap, perkembangan motorik, kesegaran jasmani, deteksi dini dan sebagainya merupakan pelayanan fisioterapi yang bersifat mandiri.
Upaya pengobatan fisioterapi pada kondisi penyimpangan (patologis) merupakan suatu pelayanan yang bersifat menunjang pelayanan medis umum dan spesialistik.
Upaya pemulihan fisioterapi yang memberikan pelayanan kompensatorik, penggunaan alat bantu, adaptasi dan sebagainya merupakan pelayanan yang bersifat saling ketergantungan.

Fisioterapi dalam meningkatkan derajat kesehatan dan harkat hidup manusia harus berlandaskan etika profesi fisioterapi, dengan landasan ini berarti fisioterapis harus bertanggung jawab terhadap :
a. Individu, keluarga dan masyarakat.
b. Tugas
c. Sesama Fisioterapis dan tenaga kesehatan lainnya
d. Profesi
e. Negara dan bangsa.

Dengan sifat pelayanan fisoterapi dan tangung jawabnya tersebut maka fisioterapi profesional dapat berperan sebagai :

a. Pelaksana pelayanan fisioterapi
Fisioterapi bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan fisioterapi dari yang bersifat sederhana sampai yang paling kompleks, kepada individu, keluarga dan masyarakat. Sehingga diperlukan fisioterapi profesional yang mampu memberikan pelayanan fisioterapi umum, spesialistik maupun subspesialistik sesuai dengan tingkat dan sektor kebutuhan masyarakat.

b. Pengelola dalam bidang fisioterapi dan institusi pendidikan fisioterapi
Fisioterapi bertanggung jawab dalam hal administrasi fisioterapi baik dimasyarakat maupun di dalam institusi, dalam mengelola pelayanan fisioterapi untuk individu, keluarga dan masyarakat, disamping itu mengingat semakin luasnya cakupan/jangkauan pelayanan fisioterapi pada berbagai sektor dan tingkat kebutuhan masyarakat diperlukan pendidikan fisioterapi yang kompleks pula sehingga menuntut pengelola yang baik dan benar.

c. Pendidik dalam ilmu fisioterapi
Fisioterapi bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu fisioterapi bagi tenaga fisioterapi dan tenaga kesehatan lainnya.

d. Peneliti dan pengembangan ilmu fisioterapi
Fisioterapi menunjang penelitian dan pengembangan dalam bidang kesehatan dengan cara berperan serta dalam kegiatan penelitian dan pengembangan dibidang ke fisioterapian dalam rangka upaya memperbaiki secara terus-menerus kualitas pelayanan dan pendidikan fisioterapi.
Dengan demikian fisioterapi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat berfungsi sebagai berikut :
  1. Mengkaji kebutuhan pasien /klien keluarga dan masyarakat serta sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan tersebut. (Assesment berkenaan dengan obyek formalnya yakni kapasitas fisik dan kemampuan fungsionalnya).
  2. Menegakkan diagnosa fisoterapi
  3. Merencanakan pelayanan fisoterapi
  4. Melaksanakan rencana fisoterapi individu meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan dan pelayanan pemulihan kesehatan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional termasuk kesegaran jasmani
  5. Mengevaluasi hasil pelayanan fisioterapi
  6. Mendokumentasikan proses fisioterapi
  7. Mengidentifikasikan hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari dan melaksanakan penelitian guna meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan baik dalam praktek maupun dalam pendidikan fisioterapi
  8. Mendidik tenaga fisioterapi, berperan serta dalam pendidikan tenaga kesehatan lainnya, meningkatkan kemampuan diri dan membantu dalam penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
  9. Bekerja sama dengan klien dan keluarganya serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam pelayanan fisioterapi dan kesehatan
  10. Mengelola pelayanan fisioterapi di rumah sakit, puskesmas, dan lembaga kesehatan lainnya.
  11. Mengelola institusi pendidikan fisioterapi
  12. Berperan serta dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan, perencanaan program dan pelaksanaan upaya kesehatan utama.
Dalam menjalankan peran, fungsi dan tanggungjawabnya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal individu, keluarga dan masyarakat, fisioterapis dapat menjalankan kegiatannya dalam berbagai sektor yang dibutuhkan masyarakat.

 Sumber: http://www.ilmufisioterapi.net/

Senin, 02 Mei 2016

Mengenal Fisioterapi

Sudah kenalkah anda dengan Fisioterapi ?

Mungkin banyak di antara kita yang belum mengenal tentang fisioterapi. Jangankan masyarakat secara luas, kebanyakan dari tenaga kesehatan pun belum cukup memahami apa dan bagaimana fisioterapi itu. Jika ditinjau dari sejarahnya, sebenarnya fisioterapi sendiri bukanlah hal yang baru dalam dunia kesehatan. Fisioterapi telah lahir di Eropa sejak abad 18 dan lahir di Belanda pada tahun 1887, di Amerika pada tahun 1917 dan di Indonesia pada tahun 1965.

Lantas mengapa masih banyak orang yang belum mengenal fisioterapi?
 
Itulah yang menjadi pertanyaan saat ini. Realitas yang berkembang di dalam masyarakat adalah bahwa banyak kalangan yang menganggap fisioterapi sama atau sejenis dengan tukang pijat. Anggapan ini berkembang sebagai bentuk ketidaktahuan mereka tentang fisioterapi.
Tidak bisa dipungkiri bahwa “massage atau pemijatan” memang merupakan salah satu bentuk modalitas fisioterapi, tetapi bukan satu-satunya modalitas yang digunakan untuk menyembuhkan pasien. Ada banyak modalitas dalam fisioterapi seperti elektroterapi, hidroterapi, manualterapi, exercise, dan lain-lain. Jadi, massage hanyalah salah satu bagian dari beberapa modalitas yang ada.
Penilaian yang keliru juga timbul sebagai akibat pengaplikasian ilmu yang kurang tepat dari segelintir pihak sehingga berdampak pada persepsi masyarakat mengenai fisioterapi. Mereka sering kali hanya memberikan massage kepada pasien, tanpa mempertimbangkan kondisi atau penyakit yang diderita. Padahal massage tidak menjadi solusi untuk semua kasus. Hal-hal inilah yang membentuk persepsi masyarakat tentang fisioterapi. Padahal jika ditinjau dari segi keilmuan, fisioterapi tentu saja tidak boleh dipandang sesempit itu. 

Apakah fisioterapi itu?
Kata “Fisio” (Physio) diambil dari kata physic yang berarti “fisik”. Dan, kata “terapi” (therapy) yang berarti “pengobatan”, juga berarti “usaha untuk memulihkan kesehatan”. Dalam arti, “Fisioterapi” bermakna suatu bentuk pengobatan fisik untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan untuk mempromosikan kesehatan yang optimal, meliputi pemeliharaan, evaluasi, pemulihan fungsi fisik dan kinerja tubuh. 
Fisioterapi (Physiotherapy atau PT) adalah suatu profesi pelayanan kesehatan berbasis ilmu pengetahuan (evidence base and clinical reasoning) dan metode ilmiah, dengan menggunakan pendekatan biofisika dan biomekanik untuk memperbaiki, memelihara, mempertahankan, mengembalikan, dan mengoptimalkan fungsi gerak manusia sepanjang daur kehidupannya, yang diakibatkan oleh faktor impairtment, disability, dan handicap. 
Impairtment bermakna perubahan anatomi dan fisiologi sebagai konsekuensi penyakit, proses patologi, atau lesi. Impairtment terjadi pada tingkat sel, jaringan, organ dan sistem, yang diidentifikasi dengan tanda dan gejala, seperti kelemahan otot, menurunnya derajat gerak sendi, nyeri, dll. Sedangkan disability bermakna terbatasnya fungsi gerak yang terjadi ketika impairment menghasilkan suatu limitasi untuk melakukan suatu aktivitas keseharian (AKS), seperti aktivitas makan-minum, berpakaian, toileting, berjalan, aktivitas produktif (bekerja), dsb.Handicap bermakna ketidakmampuan untuk berinteraksi secara personal atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, hubungannya dengan impairtment atau disability yang membatasi pemenuhan peran normal seseorang. 

Di berbagai belahan dunia, fisioterapi  dikenal sebagai berikut:
  • Physio Therapy – Physio Therapist (Eropa) 
  • Physical Therapy – Physical Therapist (USA) 
  • Fysiotherapie – Fysiotherapoieit (Belanda) 
  • Fisioterapi – Fisioterapis (Indonesia) 
  • Kinesi Therapy – Kinesistherapit (France)  
Sumber: http://himafisiofk-uh.blogspot.co.id/