Batuk-pilek adalah penyakit yang
akrab dengan anak. Baru saja si kecil sembuh, eh,
beberapa waktu kemudian batuknya
terdengar lagi disertai hidung meler. Yang kadang membuat miris, jika
pernapasan si kecil terganggu akibat hidungnya mampet dan dari dalam dadanya
terdengar suara grok-grok.
Untuk anak-anak yang mengalami
keluhan seperti itu, selain meresepkan obat, dokter biasanya juga menyarankan
fisioterapi. Terapi pada paru-paru ini akan membantunya mengeluarkan lendir,
sehingga anak bisa bernapas lega kembali. Pada umumnya untuk kasus batuk pilek
yang ringan hanya dibutuhkan 1-2 kali fisioterapi tapi untuk kasus yang berat
bisa dibutuhkan sampai 7 kali, bahkan lebih. Nah, kalau si kecil sering mengalami
batuk-pilek, katakanlah hampir 3 bulan sekali, terbayang kan harus berapa kali
fisioterapi dilakukan. Begitu pula pengeluaran tenaga, waktu, dan uang karena anak
dan pendampingnya harus bolak-balik ke rumah sakit.
Fisioterapi di rumah dapat dilakukan
pada semua orang, tanpa pandang umur, dari bayi hingga dewasa. Hanya saja untuk
melakukan fisioterapi pada bayi, orang tua umumnya tidak memiliki rasa percaya
diri. Wajar saja, karena tubuhnya masih begitu mungil. Apalagi memang ada
beberapa teknik fisioterapi untuk bayi yang hanya bisa dilakukan fisioterapis
profesional, misalnya untuk mengeluarkan lendir setelah proses inhalasi dengan
nebulizer.
KONDISI YANG MENGIZINKAN FISIOTERAPI
* Dokter menyarankan anak menjalani
fisioterapi.
* Batuk-pilek ringan (tidak disertai
demam dan lamanya belum lebih dari 3 hari).
HINDARI FISIOTERAPI BILA:
o Kondisi batuk pilek yang dialami
anak tergolong berat atau disertai demam.
o Anak mengalami sesak yang parah
karena dengan fisioterapi malah bisa menambah
sesaknya.
o Anak baru saja menghabiskan makannya
karena dapat mengakibatkan muntah.
SYARAT FISIOTERAPI
+ Sebelumnya, anak sudah banyak
minum air putih.
+ Pakaian yang dikenakan harus
longgar.
+ Ruangan yang dipakai tidak banyak
berdebu, tidak lembap, ventilasi udara baik.
+ Tersedia perlengkapan yang
dibutuhkan:
-
bantal
-
tempat tidur dan kursi
-
alat nebulizer
TAHAPAN FISIOTERAPI
1. INHALASI
Inhalasi adalah pengobatan dengan
cara memberikan obat dalam bentuk uap kepada si sakit langsung melalui alat
pernapasannya (hidung ke paru-paru). Alat terapi inhalasi bermacam-macam. Salah
satunya yang efektif bagi anak adalah alat terapi dengan kompresor (jet
nebulizer). Cara penggunaannya cukup praktis yaitu anak diminta menghirup uap
yang dikeluarkan nebulizer dengan menggunakan masker.
Obat-obatan yang dimasukkan ke dalam
nebulizer bertujuan melegakan pernapasan atau menghancurkan lendir. Semua
penggunaan obat harus selalu dalam pengawasan dokter. Dosis obat pada terapi
inhalasi jelas lebih sedikit tapi lebih efektif ketimbang obat oral/obat minum
seperti tablet atau sirup. Ya, karena dengan inhalasi obat langsung mencapai
sasaran. Bila tujuannya untuk mengencerkan lendir/sekret di paru-paru, obat itu
akan langsung menuju ke sana.
2. PENGATURAN POSISI TUBUH
Tahapan ini disebut juga dengan
postural drainage, yakni pengaturan posisi tubuh untuk membantu mengalirkan
lendir yang terkumpul di suatu area ke arah cabang bronkhus utama (saluran
napas utama) sehingga lendir bisa dikeluarkan dengan cara dibatukkan. Untuk itu,
orang tua mesti mengetahui di mana letak lendir berkumpul.
Caranya:
* Taruh tangan di bagian dada atau
punggung anak.
* Minta anak menarik nafas
dalam-dalam lalu keluarkan melalui mulut secara perlahan.
* Dekatkan telinga kita ke tubuhnya
dan dengarkan asal bunyi lendir. Biasanya lendir
yang mengumpul akan menimbulkan
suara. Atau, rasakan getarannya.
* Setelah letak lendir berhasil
ditemukan, atur posisi anak:
-
Bila lendir berada di paru-paru bawah maka letak kepala harus lebih rendah dari
dada agar lendir mengalir ke arah bronkhus utama. Posisi anak dalam keadaan
tengkurap.
-
Kalau posisi lendir di paru-paru bagian atas maka kepala harus lebih tinggi
agar lendir mengalir ke cabang utama. Posisi anak dalam keadaan telentang.
-
Kalau lendir di bagian paru-paru samping/lateral, maka posisikan anak dengan
miring ke samping, tangan lurus ke atas kepala dan kaki seperti memeluk guling.
3. PEMUKULAN/PERKUSI
Teknik pemukulan ritmik dilakukan
dengan telapak tangan yang melekuk pada dinding dada atau punggung. Tujuannya
melepaskan lendir atau sekret-sekret yang menempel pada dinding pernapasan dan
memudahkannya mengalir ke tenggorok. Hal ini akan lebih mempermudah anak
mengeluarkan lendirnya.
Caranya:
* Lakukan postural drainage. Bila
posisinya telentang, tepuk-tepuk (dengan posisi
tangan melekuk) bagian dada sekitar
3-5 menit. Menepuk bayi cukup dilakukan dengan menggunakan 3 jari.
* Dalam posisi tengkurap,
tepuk-tepuk daerah punggungnya sekitar 3-5 menit.
* Dalam posisi miring, tepuk-tepuk
daerah tubuh bagian sampingnya. Setelah itu lakukan vibrasi (memberikan
getaran) pada rongga dada dengan menggunakan tangan (gerakannya seperti
mengguncang lembut saat membangunkan anak dari tidur). Lakukan sekitar 4-5 kali.
4. LATIHAN BATUK
Batuk merupakan cara efektif dan
efisien untuk mengeluarkan lendir di saluran
pernapasan. Agar batuk jadi efektif
maka perlu diberikan latihan batuk. Namun latihan ini hanya bisa dilakukan pada
anak yang sudah bisa diajak sedikit bekerja sama (kooperatif) atau mulai di
usia batita. Untuk bayi, teknik batuk pada fisoterapi di rumah biasanya
ditiadakan. Bayi biasanya mengeluarkan lendir dengan cara
memuntahkannya. Adapun latihan batuk
yang bisa dilakukan adalah: Anak duduk dengan agak membungkuk. Minta ia menarik
napas dalam-dalam lalu tahan dan kontraksikan otot perut. Tiup napas lebih kuat
dan batukkan.
5. LATIHAN PERNAPASAN
Latihan ini dilakukan untuk
memperbaiki dan menormalkan kembali pola pernapasan serta membantu mengeluarkan
lendir. Biasanya teknik ini dilakukan pada anak yang mengalami sesak napas.
Latihan ini bisa dilakukan pada anak yang kooperatif, sekitar usia 3 tahun ke
atas. Sebetulnya, yang paling banyak digunakan dalam latihan ini adalah
otot-otot dada bagian bawah atau diafragma.
Sumber: https://www.mail-archive.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar